Mengapa menjadi Psikopat ??


Mengapa menjadi  Psikopat ??

Seperti halnya beberapa gangguan psikologis lain, sangat sulit mencari penyebab pasti seseorang menjadi psikopat. Ada banyak faktor yang mendorong munculnya gangguan ini. Beberapa di antaranya adalah:

1. Faktor biologi

Blair, dkk dalam LaBrode (2007) meneliti adanya kemungkinan faktor biologis yang menyebabkan seseorang menjadi psikopat.  Faktor biologi yang dimaksud di sini adalah tidak/kurang berfungsinya prefrontal cortex dan Amygdala di bagian otak sehingga menyebabkan individu tidak memiliki beberapa kemampuan antara lain belajar dari lingkungan (pada akhirnya sulit membedakan baik dan buruk) dan melakukan respon takut (sulit mengalami ketakutan ketika
melakukan perbuatan yang melanggar norma). Individu semacam ini akan sulit merasakan perasaan bersalah dan juga sulit untuk ikut merasakan kesakitan dari orang yang disakitinya.
2. Faktor lingkungan

Faktor yang paling menentukan adalah ketika individu tumbuh dalam keluarganya. Munculnya beberapa permasalahan dalam keluarga seperti tidak diajarkannya anak untuk memiliki kemampuan sosial (empati, memahami orang lain, dll) perceraian orang tua dan  kekerasan pada anak dapat mendorong munculnya pribadi psikopat.


LaBrode (2007) mengungkapkan kasus para pembunuh berantai yang ternyata pada masa kecilnya mengalami kejadian-kejadian tidak menyenangkan dan cenderung traumatis. Para pembunuh berantai ini memiliki sejarah antara lain kekerasan fisik dan seksual pada masa kanak-kanak dan kehilangan pengasuhan dan kelekatan sehat dengan orang tua terutama ibu.

Kejahatan yang dituduhkan kepada Ryan mungkin pada akhirnya terbongkar dan terlihat jelas. Akan tetapi, saat ini, masih banyak lagi kejahatan yang berlangsung begitu tersembunyi oleh kelihaian pelakunya melakukan manipulasi sehingga sulit dilihat oleh masyarakat banyak namun sebenarnya memberi akibat yang jauh lebih merusak. Meskipun disebabkan oleh banyak faktor, kita dapat meminimalkan kengerian ini dengan belajar dan mengajarkan cinta dan kemampuan sosial lainnya mulai dalam keluarga kita masing-masing.

Jenis jenis psikopat :

  1. primary psychopath yang bergeming pada hukuman, penahanan, tekanan atau celaan. Mereka punya cara sendiri untuk memaknai kata dan kehidupan.
  2. secondary psychopath adalah pengambil resiko, lebih tanggap terhadap tekanan, mudah cemas dan merasa bersalah.
  3. distempered psychopath cenderung mudah marah dan bila kumat tingkah mereka seperti penderita epilepsi (ayan) cenderung menjadi pecandu obat obatan, kleptomania, pedofilia, bahkan bisa menjadi pembunuh dan pemerkosa berantai.
  4. charismatic psychopath adalah si pembohong yang menarik dan menawan, sering dianugrahi bakat tertentu, namun memanfaatkannya untuk memperdaya yang lain. 

Bagaimana mendeteksi psikopat

Kesulitan metodologis dalam penelitian tentang Psikopat, terutama datang dari terbatasnya kasus yang tersedia. Karena itu beberapa penelitian hanya didasarkan pada satu kasus saja (Hare, 1993; Litman, 2004; Bauchard, 2002). 

Beberapa penelitian lain terbatas pada sampel tertentu yang bias, seperti Narapidana, hanya bisa dilakukan terhadap topik-topik yang lebih umum dan bisa menggunakan responden umum seperti studi komparatif (N orang dengan indikasi Psikopat berdasarkan DSM IV = 89, N kontrol = 20) (Dolan & Fullam, 2004), atau studi simulasi (N mahasiswa S1 = 174) (Guy & Edens,2003).(3)
Walaupun tidak dapat menentukan penyebabnya, saat ini terdapat alat yang baik untuk mendiferensiasi antara orang-orang dengan gejala psikopat dengan yang tidak, yaitu Psychopath Check List – Revised (PCL-R) yang dikembangkan oleh Prof.Robert Hare yang terdiri atas 20 kuesioner yang memiliki skor 0-2 di setiap pertanyaan. Sedikit kutipan dari 20 pertanyaan dalam PCL-R tentang ciri-ciri psikopat, sebagai berikut (5) :


  1. Persuasif dan memesona di permukaan.
  2. Menghargai diri yang berlebihan.
  3. Butuh stimulasi atau gampang bosan.
  4. Pembohong yang patologis.
  5. Menipu dan manipulatif.
  6. Kurang rasa bersalah dan berdosa.
  7. Emosi dangkal.
  8. Kasar dan kurang empati.
  9. Hidup seperti parasit.
  10. Buruknya pengendalian perilaku.
  11. Longgarnya perilaku seksual.
  12. Masalah perilaku dini (sebelum usia 13 tahun).
  13. Tidak punya tujuan jangka panjang yang realistis.
  14. Impulsif.
  15. Tidak bertanggung jawab atas kewajiban.
  16. Tidak bertanggung jawab atas tindakan sendiri.
  17. Pernikahan jangka pendek yang berulang.
  18. Kenakalan remaja.
  19. Melanggar norma.
  20. Keragaman kriminal.

Indonesia saat ini menggunakan Tes Minessota Multiphasic Personality Inventory-2 (MMPI-2) untuk mendeteksi kepribadian psikopat ini yang didalamnya terdapat skala klinis, Skala isi, dan Skala penunjang. Pada awalnya tes MMPI-2 digunakan dalam pelayanan kesehatan jiwa, kemudian meluas ke kalangan militer dan pemerintahan sebagai bagian dari seleksi dan rekruitmen calon pegawai, pejabat (Legislatif & Eksekutif), termasuk calon presiden dan wakilnya. (6)
Alat ukur lain yang digunakan berdasarkan teori yang sudah eksis (metode deduksi) adalah Primitive Defense Guide (Helfgott, 2004), Rorschach (Cunliffe & Gacono, 2005), ToM (Theory of Mind) (Dolan & Fullam, 2004; Ritchell, et al. 2003), SCT (Sentence Completion Test) (Endres, 2004), dan NEO PIR (Miller & Lynam, 2003). (3)

Bisakah Psikopat disembuhkan ?

Sebagai kelainan kepribadian yang belum bisa dipastikan penyebabnya, Psikopat belum bisa dipastikan bisa disembuhkan atau tidak. Perawatan terhadap penderita psikopat menurut pengamatan Hare, bukan saja tidak menyembuhkan, melainkan justru menambah parah gejalanya, karena psikopat yang bersangkutan bisa semakin canggih dalam memanipulasi perilakunya yang merugikan orang lain. Beberapa hal, kata Hare akan membaik sendiri dengan bertambahnya usia, misalnya energi yang tidak sebesar waktu muda.

Menurut Tieneke, perilaku psikopatik biasanya muncul dan berkembang pada masa dewasa, mencapai puncak di usia 40 tahun-an, mengalami fase plateau sekitar usia 50 tahun-an lantas perlahan memudar. “ Psikopat juga bisa disebabkan kesalahan pola asuh.” Tambahnya. Saran Tieneke, “Waspadai anak yang pemarah, suka berkelahi dan melawan, melanggar aturan merusak, dan bengis terhadap hewan serta anak yang lebih kecil”.

Waspadai anak yang pemarah, suka berkelahi dan melawan, melanggar aturan merusak, dan bengis terhadap hewan serta anak yang lebih kecil.


Di sisi lain, Kirkman (2002) yang percaya bahwa psikopat terbentuk karena salah asuh pada masa kecil, berpendapat bahwa Psikopat bisa dicegah sedini mungkin dengan memberikan asuhan yang tepat sehingga meminimalkan resiko individu kekurangan afeksi pada masa kecilnya.

Indikasi KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) dapat disebabkan karena kepribadian Psikopat ternyata mungkin. Menurut Dr. Husein Anuz Sp.KJ,“Ayah yang Psikopat cenderung memberikan anak yang psikopat juga.”. Ini menunjukkan besarnya peran faktor lingkungan. Biasanya Anak akan meniru apa yang dilakukan Orang Tua-nya, jadi tidak heran kasus KDRT rata-rata disebabkan karena apa yang mereka perbuat kepada keluarganya saat ini seperti apa yang orang tua mereka dulu perbuat terhadap keluarganya. (7).
Yang terpenting adalah penanganan korban psikopat. Penanganan korban psikopat seringkali harus mengalami proses penyembuhan yang panjang dan sulit. Umumnya mereka jatuh dalam trauma yang mendalam. Jadi, tak perlu membuang waktu untuk mengubah Psikopat.
Di beberapa negara timbul reaksi di masyarakat akibat ketidaktahuan tentang penyembuhan psikopat. Masyarakat mencoba melindungi diri melalui Undang-Undang. Di Belanda, UU Anti Psikopat diluncurkan dua kali (Abad XX dan di tahun 2002). Demikian pula di AS, hukum anti psikopat dimulai tahu 1930-an yang ditujukan pada Sex Offenders. (Granlund, 2005; Quinn, Forsyth & Mullen-Quinn, 2004).

Richard "The IceMan" Kuklinski Seorang pembunuh bayaran yang bekerja pada beberapa keluarga keturunan Italia-Amerika dan kabarnya sudah membunuh hampir 200 orang termasuk Jimmy Hoffa dengan senjata favorit pistol, belati dan gergaji.


sumber :